Aset Masyarakat
Banyuputih Berlimpah
Berkat PNPM
Mandiri Perdesaan
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) merupakan program penanggulangan
kemiskinan andalan pemerintah. Harus diakui, banyak hal telah diwujudkan berkat
intervensi positif program ini.
Setidaknya, hal
itu yang dirasakan oleh masyarakat di Kecamatan Banyuputih. Dampak PNPM MPd memang
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, karena program ini menempatkan
masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek dalam pembangunan. Selain memberikan peningkatan kapasitas
masyarakat serta dana stimulan untuk mendukung prasarana dan sarana dasar di
perdesaan, PNPM MPd juga memfasilitasi kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat melalui Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP).
Di Kecamatan Banyuputih, kegiatan SPP
telah berlangsung sejak 2007. Rata-rata 21,11% dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) terserap untuk mendanai kegiatan SPP. Artinya, dari Rp 11,5 milyar dana BLM, Rp 2,15 milyar digunakan untuk mendanai kegiatan ekonomi 236 kelompok yang terdiri
atas 8.553 ibu-ibu. Jumlah pemanfaat SPP sangat banyak,
karena ibu-ibu merasa bahwa akses pendanaan SPP mudah dan tanpa anggunan.
“Meminjam
dana SPP di PNPM gampang, hanya perlu KTP dan proposal. Yang menyusun proposal
(adalah) kelompok. Jadi tidak repot. Bunganya ringan dan tak ada jaminan.
Karena itu, saya selalu mengangsur tepat waktu, biar dapat terus dan (pinjaman
berikutnya) lebih besar,” kata Mak Wek, bukan nama sebenarnya, salah seorang pedagang dan pemanfaat SPP.
Tak sekadar diberi
pinjaman modal, pengurus
kelompok mendapatkan pelatihan di bidang administrasi, pembukuan, dan keuangan dari pengurus UPK. Hal ini dilakukan sebagai wujud pemberdayaan
ekonomi yang dapat memercepat peningkatan kesejahteraan keluarga.
Mengenai hal itu,
Ketua UPK M. Imam Taufiqurrahman mengatakan, “Kami dan segenap pelaku yang ada memang berupaya meningkatkan
pelayanan kepada kelompok, termasuk dengan memberikan pelatihan. Pada akhirnya,
langkah tersebut akan bermuara pada pengembalian pinjaman yang baik. Terbukti,
rata-rata pengembalian SPP selama tiga tahun terakhir di atas 96%.”
Hingga kini, aset
produktif masyarakat sebagai dampak pengembalian SPP itu telah mencapai Rp 2,9
milyar. Surplus ditahannya telah mencapai Rp 580 juta. Bahkan melalui dana
surplus tersebut, masyarakat telah mampu mendanai pembangunan 3 unit MCK dan
plesterisasi rumah tak layak huni sejumlah 2 unit.
Selain SPP, melalui
PNPM MPd masyarakat telah memiliki aset berupa 41 bangunan sarana-prasarana (sapras), yang terdiri atas 20 bangunan
sapras pendidikan (gedung sekolah) dan 21 bangunan
sapras umum
(jembatan, jalan desa, saluran irigasi, dan TPT). Dengan pembangunan pelbagai sapras
tersebut, masyarakat berpotensi meningkatkan kualitas hidupnya. Mereka semakin mudah
dalam mengakses transportasi, pendidikan, dan sebagainya.
“Apa yang sudah diberikan oleh PNPM MPd ini sangat
baik sekali, baik SPP atau fisik. Tinggal bagaimana kita sebagai masyarakat
mampu menjaga kelestarian keduanya, sehingga manfaat PNPM MPd terus dapat bisa
dinikmati oleh masyarakat,” kata Camat Banyuputih Drs. Imam Gazali.
Pendapat camat
tersebut diamini oleh PjOK Banyuputih Moch. Mahfudi. “Ke depan, semoga PNPM MPd tetap terus ada di Kecamatan Banyuputih. Karena,
walaupun perlahan, namun keberadaan PNPM MPd mampu mewujudkan kesejahteraan
masyarakat di perdesaan,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Coment Disini